KERINCI, JAMBI - Posisi trio Yanwen-Adi Purnomo-Jendril di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) kini diujung tanduk. Kepengurusan DPC PDIP Kabupaten Kerinci terancam dibekukan. DPD PDIP Jambi memberi sinyal Ketua-Sekretaris-Bendahara (KSB) menjadi sasaran dicopot.
Pembekuan KSB itu marak, setelah adanya desakan sejumlah PAC PDIP melalui mossi tidak percaya dan pengurus DPC PDIP Kerinci. Mereka menilai kepengurusan tidak becus dan melanggar instruksi DPP. Hasilnya, pertemuan dengan pengurus DPD pada 2 Maret di Jambi memberi sinyal pembekuan KSB. Syaratnya, PAC wajib mengusul nama pengganti yakni posisi ketua-sekretaris-bendahara.
Kondisi ini membuat posisi trio Yanwen-Adi Purnomo-Jendril, rapuh. Apalagi, mayoritas pengurus DPC PDIP Kerinci sudah merancang nama pengganti tiga elit partai berlambang banteng ketaton itu.
Opsi pertama Ketua Edison, Sekretris Robiyatuladawiyah Hasibuan dan bendahara Sri Wahyuni S.AP, M.AP. Opsi kedua posisi ketua Robiyatuladawiyah Hasibuan, sekretaris Hendriadi, SP dan bendahara Sri Wahyuni.
Menariknya, PAC PDIP Kayuaro dan Kayuaro Barat yang menjadi basis Adi Purnomo juga ikut mendukung ‘pembekuan KSB’. Keduanya juga mengusul dua opsi pengganti KSB. PAC Kayuaro ditandatangani Ketua Soewondo dan sekretaris Ronal Regen. Sedangkan Kayuaro Barat diteken Ketua Eko Miartono dan sekretaris Agiran.
Kondisi ini jelas membuat Adi Purnomo gerah. Merasa basisnya diganggu, dia melancarkan aksi dengan memanggil dua orang ketua PAC Kayuaro dan Kayuaro Barat membuat pernyataan menolak Pembekuan KSB. Adi Purnomo juga menuding Robiyatuladawiyah (Widia) telah melakukan money politik, menyuap ketua PAC PDIP Kayuaro Suwondo dan Kayuaro Barat Eko Miartono Rp 300 ribu dan Rp 500 ribu.
“Ini fitnah dan pencemaran nama baik. Saya tidak menyuap seperti tudingan Adi Purnomo kesalah satu media. Persoalan ini saya serahkan kepada Kuasa Hukum saya Amir Mahmud, ” kata Robiyatuladawiyah melalui kuasa hukumnya Amir Mahmud kepada media, Minggu (13/04/2022).
Kuasa Hukum Amir Mahmud menjelaskan berdasarkan pengakuan Suwondo dan Eko yang membuat surat penolakan Pembekuan KSB dan mencabut usulan Dua Opsi Pengganti KSB berada dibawah tekanan.
"Kami didikte menulis yang disampaikan Ari Purnomo dan menandatangani surat penolakan pembekuan KSB. Setelah itu Adi Purnomo lalu memotret surat yang dibuat disertai dengan uang. Kita gak tahu apa tujuannya. Eeee…tahu-tahu foto kami sudah terpampang di media, ” kata Suwondo dan Eko Miartono yang disampaikan kepada Amir Mahmud Kuasa Hukum Robiyatuldawiyah.
Tragisnya lagi, Adi Purnomo berkoar di media Online dan menuding Robiyatuladawiyah telah menyuap dua petinggi PAC PDIP Kayuaro dan Kayuaro Barat. Suapnya tidak besar Rp 300 ribu dan Rp 500 ribu.
Baca juga:
Polri Siap Tindak Dugaan Permainan Karantina
|
Terus terang, kata Eko Miartono, mereka tidak pernah merasa kenal dan mengaku tidak pernah bertemu apalagi diwawancara.
“Kami mohon diluruskan, ” pinta dia.
Terus terang kata Eko Miartono mereka menulis surat penolakan pembekuan KSB dibawah tekanan. Saat itu dirinya berada di Pasar Malam. Adi Purnomo minta dia naik Ambulance PDIP ke rumah Kepala Desa Patok Empat.
“Kami menulis sesuai yang didikte Adi Purnomo. Merasa tidak enak, kami memberitahu Ibu Widia tentang perbuatan Adi Purnomo, ” kata Eko Miartono kepada Amir Mahmud Kuasa Hukum Robiyatuladawiyah Hasibuan
Kuasa Hukum menyayangkan pemberitaan salah satu media yang menyudutkan kliennya telah melakukan penyuapan, tanpa konfirmasi terlebih dulu dengan kliennya. Sementara sumber pemberitaan Suwondo dan Eko Miartono mengaku tidak pernah bertemu dan menyampaikan seperti yang ditulis Hang Tuah Online.
“Saya menyayangkan pemberitaan Media Hang Tuah yang telah menyudutkan kliennya Robiyatuldawiyah telah melakukan money politik, ” pungas Amir Mahmud. (sony)